Apakah anda pernah mendengar Kerajaan Blambangan? pernah mendengar nama Minakdjinggo? Saya akan mengajak anda lebih mendekat ke rumah admin , yaitu di desa tercinta desa Tembokrejo, Kota ikan kecamatan Muncar dan kota Gandrung kabupaten Banyuwangi, Posting kali ini akan panjang dan akan saya edit dan update cerita nya dari berbagai sumber tentang kerajaan Blambangan
Saya menyukai Artikel sejarah, apalagi cerita sejarah tentang bumi Blambangan, sekarang Banyuwangi, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah atau disingkat "Jasmerah" adalah semboyan yang terkenal yang diucapkan oleh Presiden Soekarno, dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966, dan Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, dan bangsa yang besar menurunkan sifatnya kepada warganya
Minakdjinggo
Akibat bertarung melawan Kebo Marcuet wajah Jaka Umbaran rusak dan kakinya pincang. Jaka Umbaran kemudian dinobatkan sebagai Raja Blambangan sebagai wakil Raja Majapahit
Sunan Giri
Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Beliau dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik
Blambangan
Mungkin jaman dulu, kondisi Blambangan juga mirip-mirip seperti sekarang. Dengan SDA yang melimpah dan masyarakatnya yang kuat, pastinya Blambangan pada masa itu, bisa menjadikan ancaman bagi kerajaan besar yg sedang berkuasa seperti misalnya Majapahit, Demak, Mataram, Bali bahkan sampai masa penjajahan Belanda.
Pendudukan dan penaklukan yang bertubi-tubi itu ternyata justru membuat rakyat Blambangan semakin patriotik dan mempunyai semangat resistensi yang sangat kuat
Osing
ketika orang asing bertanya kepada orang banyuwangi bahwa kalian orang Bali atau orang Jawa? mereka menjawab dengan kata "Osing" yang artinya tidak keduanya
Desaku dan Riwayat Blambangan
Beberapa penemuan sejarah yang menjadi objek cukup menarik dari peninggalan kerajaan Blambangan adalah Tembok Rejo, berupa tembok bekas benteng kerajaan Blambangan sepanjang lebih kurang 5 km terpendam pada kedalaman 1 - 0.5 m dari permukaan tanah dan membentang dari masjid pasar muncar hingga di areal persawahan Desa Tembok Rejo, Situs dan petilasan Blambangan banyak ditemukan di Kecamatan Muncar.
Yang masih terlihat jelas bentuknya adalah situs Umpak Songo dan Setinggil di Desa Tembokrejo, Muncar
Umpak Songo
Situs Umpak Songo ialah situs peninggalan Kerajaan Belambangan yang
pernah berdiri 6 abad lalu. Situs ini terletak di Kecamatan Muncar, Desa
Tembokrejo, Kabupaten Banyuwangi. Situs ini berupa batu yang menjadi
pondasi tiang penyangga pendopo Kadipaten Belambangan
Video Umpak Songo :
Itulah kawasan Umpak Songo. Diduga, kompleks itu dahulunya merupakan bangunan utama Kerajaan Blambangan era terakhir. Umpak Songo berinilai sejarah penting karena jadi simbol kerukunan antara umat Islam-Hindu. Kedua umat sama-sama merasa memilikinya tanpa konflik
Setinggil
Siti Hinggil atau oleh masyarakat lebih di kenal dengan sebutan setinggil yang artinya Siti adalah tanah, Hinggil/inggil adalah tinggi.Objek Siti Hinggil ini berada di sebelah timur pertigaan pasar muncar ,lebih kurang 400 meter arah utara (TPI) Tempat Pelelangan ikan Muncar

foto: blambanganheritage.wordpress.com
Siti Hinggil ini merupakan pos pengawasan pelabuhan/syah bandar yang berkuasa pada masa kerajaan Blambangan, berupa batu pijakan yang terletak di atas gundukan batu tebing yang mempunyai "keistimewaan" untuk mengawasi keadaan di sekitar teluk pang Pang dan Semenanjung Blambangan.
Beberapa benda Peninggalan sejarah Blambangan yang kini tersimpan di museum daerah berupa Guci dan asesoris gelang lengan, sedangkan kolam dan Sumur kuno yang ditemukan masih berada di sekitar Pura Agung Blambangan yaitu di Desa Tembokrejo kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi
Pura Agung Blambangan
Prabu Tawang Alun
Demikian artikel dari Anak Nelayan tentang Desaku dan Kerajaan Blambangan , semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih atas kunjungan anda
Selain Prabu Minakdjinggo Penguasa yang paling terkenal adalah Prabu Tawangalun, Bekas peninggalan kerajaan ini banyak ditemukan di Desa Macanputih, Kecamatan Kabat, tapi juga ada Petilasan Prabu Tawang Alun berada di kawasan (Rowo Bayu), Kecamatan Songgon.
Macan Putih
Video Petilasan Prabu Tawang Alun Macan Putih :
Rowo Bayu
Rowo dalam bahasa Indonesia berarti (Rawa) sedangkan Bayu itu sendiri
diambil dari nama desa (Bayu), Rowo Bayu (Rawa di desa Bayu) begitulah
penduduk sekitar menyebut kawasan yang dianggap sakral ini.
Video Petilasan Prabu Tawang Alun Rowo Bayu :
Demikian artikel dari Anak Nelayan tentang Desaku dan Kerajaan Blambangan , semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih atas kunjungan anda
Tag :
banyuwangi